Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di Indonesia saat ini, ada
konsep yang digunakan baik oleh Dinas Pendidikan ataupun Kementerian
Agama Republik Indonesia (Kemenag) yang membawahi sekolah-sekolah
berbasis agama. Konsep dasar pendidikan agama Islam berasal dari Imam Al
Ghazali, seorang tokoh pendidikan muslim yang sudah diakui keilmuannya.
Dalam sejarahnya, Ghazali yang termasuk ke dalam golongan sufistik
lebih memilih untuk memfokuskan diri ke dunia pendidikan karena
menurutnya pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap kualitas generasi
muda.
Al
Ghazali memberikan penekanan paling kuat dari sebuah proses pendidikan
yaitu pada pengaruh pendidik terhadap anak didiknya. Kemudian Al Ghazali
juga memberikan penekanan terhadap pelaksanaan sebuah pendidikan yang
harus didasari hanya kepada Allah. Mengajar layaknya beribadah jadi
harus dilakukan dengan cara yang baik. Ketiga, penelitian dalam
pendidikan juga memiliki peran penting karena dari sebuah penelitian
peserta didik maupun pendidik akan menemukan fakta baru bahkan ilmu
baru.
Ketiga
penekanan inilah yang akhirnya mendasari imam Al Ghazali merumuskan
sebuah prinsip pendidik pada pendidikan manusia seutuhnya. Yaitu prinsip
pendidikan yang akan memanusiakan manusia. Pendidikan menjadi bekal
untuk menjadikan manusia itu menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan
pribadi yang lebih baik serta pengetahuan yang luas, derajat mereka akan
diangkat seperti janji Allah SWT kepada umat-Nya.
Dalam
membangun pendidikan Islam, kurikulum memiliki peran penting sebagai
pondasinya. Al Ghazali juga memberikan gambaran sebuah kurikulum dengan
pandangannya tentang sebuah ilmu pengetahuan. Dalam pandangannya,
Ghazali membedakan ilmu menjadi tiga kelompok. Pertama, ilmu yang
terpuji baik itu sedikit atau banyak. Dengan ilmu ini, akan membawa
seseorang ke tingkatan lebih tinggi lagi dan lebih dekat kepada Allah
SWT. Kedua, ilmu terpuji pada orang-orang tertentu. Ilmu seperti
filsafat adalah contohnya. Bagi mereka yang mampu, akan bisa membawa
mereka mendekatkan diri kepada-Nya. Tapi bagi mereka yang belum kuat
menerimanya, bisa membawa mereka ke dalam kesesatan. Ketiga, yaitu ilmu
yang tercela yang mana ilmu ini tidak memberikan manfaat kepada mereka
yang mempelajarinya baik di dunia maupun di akhirat.
Berdasarkan
ketiga definisi ilmu pengetahuan inilah Al Ghazali membagi ilmu menjadi
dua. Ilmu dalam golongan fardu ain yang harus dipelajari seluruh umat
Islam yaitu ilmu yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits. Serta ilmu
yang masuk ke dalam golongan fardu kifayah, yaitu ilmu yang bermanfaat
untuk kehidupan manusia di dunia seperti ilmu matematika, bahasa,
teknik, kedokteran dan ilmu-ilmu lainnya.
Dari
ilmu fardu ain inilah yang akhirnya terbagi ke dalam beberapa ilmu
lainnya. seperti ilmu ilmu yang bersumber dari Al Qur’an seperti fiqih,
hadist dan tafsir. Ilmu bahasa seperti balaghah, sorof, nahwu dan lain
sebagainya. Dengan kata lain ilmu fardu ain inilah yang menjadi dasar
perkembangan pendidikan Islam khususnya di Indonesia. Selain di
pendidikan formal, pendidikan pesantren menjadi lahan utama pengajaran
segala macam pendidikan agama. Tidak hanya lima macam pendidikan seperti
yang diajarkan di sekolah berbasis agama, di pesantren jumlah ilmu
agama yang diajarkan akan lebih banyak jumlahnya.
Demikian Definisi sumber Pendidikan Agama Islam , semoga dengan Pendidikan Agama Islam para generasi muda semakin tertata Akhlaknya , karena dengan pendidikan Agama Islam inilah langkah yang tepat dalam membina,membentuk karakteristik anak untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
No comments:
Post a Comment